Sejarah candi prambanan
Candi Prambanan adalah bukti sejarah dari bekas peninggalan kerajaan bercorak hindu di masa lalu yang masih berdiri kokoh dan dijaga keberadaannya hingga saat ini sebagai salah satu warisan peninggalan dunia dan sebagai bukti sejarah.
Tapi apakah kalian sudah tahu mengenai latar belakang mengenai berdirinya candi Prambanan tersebut? Kapan dan siapa yang memiliki ide pertama kali untuk membangun candi tersebut? Serta memerlukan waktu hingga berapa lama untuk membangun situs bersejarah tersebut? Nah, pada pembahasan kali ini kami akan mencoba mengupas tuntas mengenai sejarah candi Prambanan terbentuk. Selanjutnya, pembahasan tersebut akan kami jelaskan dibawah ini.
Sejarah Candi Prambanan
Candi dalam penggunaannya kata pada bahasa Indonesia yang digunakan untuk menyebut bangunan keagamaan, di mana terdapat situs pemujaan kuno dari peradaban Budha-Hindu. Karya ini adalah tempat untuk menyelenggarakan upacara pemujaan seperti, pemujaan dewa, menghormati leluhur atau menghormati Buddha.
Namun, istilah candi tidak hanya digunakan oleh masyarakat umum untuk menyebut tempat ibadah saja, terdapat banyak situs arkeologi non-religius dari periode klasik Hindu-Budha Indonesia, baik listrik (kraton), kamar mandi (pértaan), pintu, dll, disebut candi.
Candi-candi tersebut merupakan replika dari bangunan tempat para dewa sebenarnya tinggal, yaitu Gunung Mahameru. Oleh karena itu, seni arsitektur dihiasi dengan berbagai jenis ukiran, yang diukir dalam bentuk pola hias sesuai dengan sifat Gunung Mahameru. Candi-candi dan pesan-pesan yang disampaikan melalui arsitektur, relief, arca tidak pernah memisahkan unsur spiritual, kreativitas dan karya sang pencipta.
Beberapa candi seperti candi Borobudur dan Prambanan dibangun dengan sangat megah, detail, berhias mewah, dengan cita rasa estetis yang tinggi, dengan menggunakan teknologi arsitektur mutakhir pada masanya. Bangunan-bangunan tersebut selama ini menjadi bukti tingginya budaya dan peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.
istilah “Candi” konon berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu manifestasi Dewi Durga sebagai Dewi Kematian. Oleh karena itu, candi selalu dikaitkan dengan peninggalan dimana pendharmaan adalah untuk menghormati raja yang telah meninggal (almarhum), misalnya candi Kidal untuk menghormati Raja Anusapati.
Meningkatnya jumlah juru bahasa di luar negeri – terutama bagi mereka yang berbicara bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya – adalah; Menjadikan istilah candi mengacu pada konstruksi periode Hindu-Buddha di Nusantara, khususnya hanya di Indonesia dan Malaysia (misalnya Candi Lembah Bujang di Kedah). Demikian pula, istilah wat dikaitkan dengan kuil-kuil di Kamboja dan Thailand. Namun, dari sudut pandang Indonesia, istilah “candi” juga mengacu pada semua struktur sejarah Hindu-Budha di seluruh dunia; tidak hanya di Nusantara, tetapi juga di Kamboja, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Sri Lanka, India dan Nepal; seperti Angkor Wat di Kamboja dan kuil Khajuraho di India. Istilah pagoda mirip dengan istilah Thai chedi yang berarti “stupa”.
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang. (Candi Prambanan) adalah kompleks candi Hindu (Syiwa) terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi ini didedikasikan untuk Trimurti, tiga dewa utama agama Hindu, yaitu Brahma dewa pencipta, Wisnu pelindung dan Siwa dewa perusak. Berdasarkan prasasti Siwagrha, nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (Bahasa Sansekerta untuk “Rumah Siwa”), dan memang di garbagriha (aula utama) candi ini terdapat arca Siwa yang tingginya mencapai 3 meter, karena prioritas sekte Siwa untuk menyembah Dewa Siwa di candi ini.
Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diyakini merupakan variasi dari nama dialek Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman yang berarti “Brahman agung”, yaitu Brahman atau Brahman. . realitas abadi yang tidak dapat digambarkan, yang sering disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu. Pendapat lain adalah bahwa para Brahmana dapat merujuk pada zaman keemasan kuil ini adalah para Brahmana.
Pendapat lain menyebutkan bahwa nama “Prambanan” berasal dari akar kata bahasa Jawa mban yang berarti memikul atau melaksanakan suatu tugas, merujuk pada dewa-dewa Hindu yang bertugas mengatur dan mencapai keberhasilan keselarasan di alam semesta. Nama lain Prambanan yang bisa berarti 5 (lima) gunung dalam bahasa Khmer/Kamboja 5 (lima) adalah Pram dan banam adalah gunung (ប្រាំ ភ្នំ). Ini menggambarkan 5 puncak Himalaya di India. Ingat baik dalam kronik Khmer bahwa orang Jawa telah menjajah Khmer selama 200 tahun dan bahwa Jayawarman kedua berada di Jawa sebagai pahlawan yang membebaskan Khmer dari kekuasaan Jawa.